Diagnosis kesalahan/kerusakan yang umum terjadi pada sistem pengisian adalah sebagai berikut;
1. Alternator tidak terjadi pengisian
- Slip/rusak pada drive belt
- Dioda lepas
- Gulungan sirkuti pada stator terlepas
- Sirkuit luar terlepas
- Sikat dan slip ring sudah usang
- Voltage regulator rusak
- Drive belt pada alternator slip
- Korosi pada terminal baterai
- Resistansi tinggi pada sirkuit pengisian
- Regulator rusak
- Tidak ada tegangan positif yang menuju regulator
- RTegangan output alternator melebihi spesifikasi
- Tegangan standar regulator yang terlalu tinggi
- Tidak ada tegangan positif yang menuju ke regulator
- Regulator rusak
- Bearing shaft daus/rusak
- drive belt slip
- Terjadi resonansi magnet
Masalah-masalah pada alternator bisa ditest dengan menggunakan "Alternator Bench Tester"
Pengujian Sistem Pengisian
Menguji tegangan output pada alternator
- Sebelum pengujian siapkan perlengkapan K3 seperti kacamata, dan sarung tangan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan nantinya selama proses pengujian.
- Pergunakan multimeter tester sebagai alat untuk menguji tegangan output pada alternator.
- Arahkan gas buang pada knalpot ke udara bebas, dan pastikan tidak berada diruangan tanpa sirkulasi udara. Karbon monoksida sangat beracun dan berbahaya.
- Posisikan transmisi pada posisi P "Parking" dan aktifkan hand rem.
- Proses pengujiannya sebagai berikut
- Buka kap mobil
- Posisikan multimeter pada DC Volt
- Hubungkan terminal (+) warna merah pada multimeter ke terminal (+) baterai, dan juga sebaliknya hubungkan terminal (-) warna hitam pada multimeter ke terminal (-) baterai.
- Lihat tegangan normal baterai. 12,5-12,8 volt
- Nyalakan mesin
- Lihat tegangan outputnya maka akan terbaca sekitar 13,8-14,8 volt
- Nyalakan AC, head lamp, stereo, wiper
- Apabila tegangan masih berkisar 13,8-14,8 volt dan tidak mengalami penurunan maka alternator dalam keadaan baik.
- Setelah pengujian, lepaskan kembali terminal (+/-) multimeter pada baterai.
- Tutup kembali kap mobil